JAKARTA - Pemulihan wilayah Sumatera pascabencana terus berjalan dengan dukungan penuh dari Tentara Nasional Indonesia.
Salah satu fokus utama dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi adalah memastikan konektivitas antardaerah kembali pulih, sehingga aktivitas ekonomi, sosial, dan pelayanan publik dapat berjalan normal.
Di tengah upaya tersebut, pembangunan jembatan darurat menjadi solusi cepat untuk mengatasi terputusnya akses akibat kerusakan infrastruktur.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa TNI telah mengambil peran aktif dalam mempercepat pemulihan akses masyarakat.
Melalui pembangunan jembatan Bailey di sejumlah wilayah terdampak bencana, TNI berupaya menjawab kebutuhan mendesak masyarakat yang sebelumnya terisolasi akibat jembatan penghubung rusak atau putus.
Upaya ini dilakukan bersamaan dengan pengerahan puluhan ribu personel TNI yang terlibat langsung di lapangan.
Langkah-langkah tersebut tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar pemulihan pascabencana di Sumatera.
Dengan akses yang kembali terbuka, roda kehidupan masyarakat diharapkan dapat bergerak kembali secara bertahap dan berkelanjutan.
Pemulihan akses jadi prioritas utama
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyampaikan bahwa hingga saat ini TNI telah membangun dan memasang sebanyak 32 jembatan Bailey di wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pembangunan ini bertujuan untuk memulihkan akses masyarakat yang sebelumnya terputus akibat bencana alam.
“Beberapa jembatan sudah digunakan masyarakat untuk beraktivitas,” ujar Agus.
Pemasangan jembatan Bailey dilakukan seiring dengan pengerahan 37.910 personel TNI yang ditugaskan untuk mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah Sumatera.
Personel tersebut tidak hanya terlibat dalam pembangunan jembatan, tetapi juga berbagai kegiatan pemulihan lainnya.
Menurut Agus, kehadiran jembatan Bailey memberikan dampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam memulihkan jalur transportasi yang sebelumnya lumpuh.
Akses yang kembali terbuka memungkinkan distribusi logistik, mobilitas warga, serta layanan darurat berjalan lebih efektif.
Jembatan Bailey mulai dimanfaatkan masyarakat
Agus menegaskan bahwa jembatan-jembatan Bailey yang telah dibangun tidak hanya berdiri secara fisik, tetapi juga telah dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat setempat. Hal tersebut terlihat dari dokumentasi visual yang menunjukkan aktivitas warga melintasi jembatan tersebut.
“Sudah tergelar sejumlah total yang dibangun 32 jembatan,” ucap dia.
“Kita lihat videonya sudah digunakan masyarakat,” ujar Agus.
Jembatan Bailey umumnya digunakan sebagai pengganti sementara jembatan permanen yang rusak atau putus akibat bencana.
Dengan rangka baja ringan berkualitas tinggi, jembatan ini dirancang agar dapat dipasang dengan cepat dan mampu menahan beban kendaraan maupun aktivitas harian masyarakat.
Sifatnya yang mudah dipindahkan atau movable menjadikan jembatan Bailey solusi efektif dalam situasi darurat.
Kehadirannya mampu menjembatani kebutuhan mendesak masyarakat sembari menunggu pembangunan infrastruktur permanen oleh pemerintah daerah maupun pusat.
Karakteristik jembatan darurat pascabencana
Jembatan Bailey dikenal luas sebagai jembatan darurat yang sering digunakan dalam penanganan bencana. Rangka baja ringan yang digunakan memiliki kekuatan tinggi, sehingga dapat menopang beban kendaraan logistik, ambulans, hingga kendaraan warga.
Selain itu, proses pemasangan jembatan Bailey relatif cepat dibandingkan pembangunan jembatan permanen. Hal ini menjadi keunggulan utama dalam kondisi pascabencana, ketika waktu menjadi faktor krusial untuk memulihkan aktivitas masyarakat.
Dalam konteks bencana di Sumatera, jembatan Bailey berperan sebagai penghubung vital antarwilayah yang sebelumnya terisolasi.
Dengan kembali tersambungnya jalur transportasi, masyarakat dapat mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan, dan pusat ekonomi dengan lebih mudah.
Keberadaan jembatan ini juga mendukung kelancaran proses rehabilitasi lanjutan, termasuk distribusi material bangunan dan bantuan logistik ke wilayah terdampak.
Dukungan TNI pada pemulihan menyeluruh
Selain membangun jembatan Bailey, Panglima TNI menyebutkan bahwa personel TNI juga dikerahkan untuk berbagai kegiatan pemulihan lainnya. Fokus tidak hanya pada infrastruktur transportasi, tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
“Kemudian pembuatan huntara dan huntap, pembersihan lumpur yang ada di sekolah, pesantren, jalan, dan fasilitas umum lainnya,” kata dia.
Keterlibatan TNI dalam pembangunan hunian sementara dan hunian tetap menunjukkan pendekatan pemulihan yang menyeluruh.
Tidak hanya membuka akses, tetapi juga memastikan masyarakat memiliki tempat tinggal yang layak serta lingkungan yang kembali bersih dan aman.
Pembersihan fasilitas umum seperti sekolah dan pesantren menjadi bagian penting agar aktivitas pendidikan dapat segera kembali berjalan.
Dengan demikian, proses pemulihan pascabencana di Sumatera diharapkan dapat berlangsung lebih cepat dan memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat terdampak.